SKRIPSI
Struktur Vegetasi di Wilayah Riparian Sungai Ngla Kawasan Taman Hutan Raya Ngata Baru Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
RINGKASAN
Elgratio Julio de Fretes – L13118356. Struktur Vegetasi di wilayah Riparian
Sungai Ngia Kawasan Taman Hutan Raya Ngata Baru Kabupaten Sigi
Sulawesi Tengah. Di Bimbing Oleh Bapak Naharuddin dan Bapak I Nengah
Korja.
Vegetasi riparian adalah komunitas tumbuhan yang tumbuh secara alami di
sepanjang tepi sungai, danau, atau badan air lainnya. Vegetasi ini memiliki peran
ekologis yang sangat penting karena mampu menstabilkan tebing sungai,
mengurangi erosi, menyaring sedimen serta polutan sebelum mencapai badan air,
dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar. Selain itu, vegetasi riparian
seringkali menjadi indikator kesehatan ekosistem perairan dan lingkungan
sekitarnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur vegetasi
yang terdapat di wilayah riparian Sungai Ngia dalam kawasan Taman Hutan Raya
Ngata Baru serta menganalisis Indeks Nilai Penting (INP) dari jenis-jenis vegetasi
yang ditemukan sepanjang wilayah riparian tersebut. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai komposisi dan
dominansi vegetasi yang berperan dalam menjaga stabilitas ekosistem di sepanjang
aliran Sungai Ngia.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei - 11 Juni 2025, yang
bertempat di Taman Hutan Raya Ngata Baru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode jalur berpetak. Jumlah jalur pengamatan
sebanyak 1 jalur dengan panjang jalur 100 m sehingga di dapatkan pada jalur
sebanyak 3 petak. Ukuran petak yang digunakan berukuran 20 m x 20 m untuk
tingkat pohon, 10 m x 10 m untuk tingkat tiang, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang,
2 mx 2 m untuk tingkat semai.
Berdasarkan hasil analisis Indeks Nilai Penting (INP), diketahui bahwa
spesies Ficus benjamina (beringin) mendominasi pada tingkat pohon dengan nilai
INP tertinggi sebesar 81,99%, mencerminkan dominansi ekologis yang kuat di
strata kanopi. Pada tingkat tiang, jenis Dipterocarpus gracilis (beluang)
menunjukkan dominansi tertinggi dengan INP sebesar 44,76%, yang
mencerminkan pentingnya spesies ini untuk konservasi meskipun termasuk spesies
rentan. Sementara itu, pada tingkat pancang, beberapa spesies seperti Theobroma
cacao L. (kakao), Artocarpus odoratissimus (terap), Aleurites moluccana (kemiri),
Antidesma montanum (bitungan), dan Dipterocarpus gracilis memiliki INP
tertinggi sebesar 33,3%, yang menunjukkan vegetasi di tingkat pertumbuhan
menengah. Pada tingkat semai, Theobroma cacao L. kembali menempati posisi
dominan dengan nilai INP 93,3%.
iv
Tidak tersedia versi lain