SKRIPSI
Sifat Fisik Dan Mekanika Bambu Pariring [Gigantochloa atter]Berdasarkan Arah Aksial dariDesa Sapan Kua- Kua, Kec.Butao, Kab.Toraja Utara, Sulawesi Tengah.
RINGKASAN
MOH. RAMADHAN-L13120036. Sifat Fisika dan Mekanika Bambu Parring
(Gigantochloa atter) Berdasarkan Arah Aksial dari Desa Sapan Kua Kua
Kec. Buntao, Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh Abdul
Hapid dan Asniati.
Bambu merupakan bagian dari tanaman jenis rumput-rumputan
(Graminanea) yang tumbuh di dataran tinggi sampai rendah dengan ketinggian
mencapai 300 mdpl dan berada di daerah terbuka tanpa ada genangan air.
Penggunaan bambu sebagai material bangunan di Indonesia bukan lagi menjadi
hal yang baru. Bambu banyak digunakan untuk konstruksi rumah tinggal dan juga
material untuk membangun jembatan. Sebagai bahan alternatif konstruksi,
material bambu ini menjadi sangat menarik untuk diteliti. Tujuan dari pelaksanaan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika dari bambu
parring berdasarkan arah aksial.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2024.
Bertempat di Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Laboratorium Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. Metode penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap nonfaktorial untuk pengujian sifat
fisika dengan perlakuan berdasarkan arah aksial (pangkal, tengah, ujung) dengan
5 kali ulangan dan Rancangan acak lengkap faktorial untuk pengujian sifat
mekanika dengan faktor berdasarkan arah aksial (pangkal, tengah, ujung) dan
keberadaan kulit (dengan kulit dan tanpa kulit), terdapat enam perlakuan dengan
lima kali ulangan, dengan total 30 contoh uji. Contoh uji sifat fisika berukuran 2,5
cm x 2,5 cm x 0,85 dan contoh uji sifat mekanika berukuran 30 cm x 2 cm x 0,79.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air bambu dipengaruhi oleh arah
aksialnya (pangkal, tengah, ujung) sedangkan kerapatan bambu tidak dipengaruhi
oleh arah aksialnya (pangkal, tengah, ujung). MOE dan MOR bambu tidak
dipengaruhi oleh arah aksialnya (pangkal, tengah, ujung) dan keberadaan kulit
(dengan kulit dan tanpa kulit). Sifat fisika bambu yang didapatkan adalah rata-rata
kadar air segar 86,71%; rata-rata kadar air kering udara 15,81%; rata-rata
kerapatan 0,76 g/cm2
. Sifat mekanika bambu yang didapatkan adalah rata-rata
MOE dengan kulit 529450,17 kg/cm2
; rata-rata MOE tanpa kulit 524772,72
kg/cm2
; rata-rata MOR dengan kulit 2364,97 kg/cm2
; rata-rata MOR tanpa kulit
2292,40 kg/cm2
.
Tidak tersedia versi lain