SKRIPSI
Sifat Fisika dan Mekanika Bambu Betung [ Dendracalamus asper] Berdasarkan Posisi Ketinggian Pada Batang.
RINGKASAN
AGUSTINA – L 131 20 001. Sifat Fisika dan Mekanika Bambu Betung
(Dendrocalamus asper) Berdasarkan Posisi Ketinggian pada Batang
Dibimbing oleh Erniwati dan Muthmainnah.
Bambu sebagai salah satu Hasil Hutan Bukan kayu yang sudah diketahui dan
keberadaannya yang masih banyak tersebar di Indonesia. Selain itu, bambu dapat
digunakan untuk menggantikan material kayu dalam bidang konstruksi bangunan
karena semakin penipisnya produksi kayu. Bambu juga sangat sering digunakan
oleh Masyarakat Toraja dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bambu betung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisika (kadar air dan kerapatan) dan
mekanika bambu betung (MOE dan MOR) berdasarkan posisi ketinggian batang.
Penelitian dilakukan pada bulan bulan Maret sampai bulan Mei 2023.
Bertempat di Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Laboratorium ilmu
tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Metode penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial untuk pengujian sifat
fisika dengan perlakuan posisi ketinggian batang (pangkal, tengah, dan ujung)
sebanyak lima ulangan dan pengujian sifat mekanika menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) Faktorial, faktor (a) posisi ketinggian batang (pangkal,
tengah, dan ujung) dan faktor (b) keberadaan kulit (dengan kulit dan tanpa kulit),
terdapat 6 perlakuan masing – masing 5 ulangan, total 30 contoh uji. Contoh uji
sampel untuk sifat fisika berukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 1,06 cm, contoh uji sifat
mekanika berukuran 2 cm x 1,13 cm x 30 cm. Jika hasil analisis memberikan
pengaruh, maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNT.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan posisi pada batang (pangkal,
tengah, ujung) memberikan perbedaan terhadap nilai kadar air segar dan kadar air
kering udara, tetapi tidak memberikan perbedaan pada nilai kerapatan. Perlakuan
keberadaan kulit (dengan kulit dan tanpa kulit) dan perlakuan posisi pada batang
(pangkal, tengah, ujung) tidak memberikan perbedaan terhadap nilai MOE dan
MOR. Sifat fisika bambu betung yang didapatkan yaitu rata – rata kadar air segar
66,21%; rata – rata kadar air kering udara 14,38%; rata – rata kerapatan 0,75 g/cm3
.
Sifat mekanika bambu betung yang didapatkan yaitu rata – rata MOE dengan kulit
324691,12 kg/cm2
; rata – rata MOE tanpa kulit 307057,89 kg/cm2
; rata – rata
dengan kulit MOR 1970,56 kg/cm2
; rata – rata MOR tanpa kulit 1799,66 kg/cm2
Tidak tersedia versi lain