SKRIPSI
Keanekaragaman Jenis Dan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Bambu Oleh Masyarakat DEsa Namo Kecamatan Kulawi Kab Sigi.
Lilis Indriyani Pa’o – L 131 20 250. Keanekaragaman Jenis Dan Pemanfaatan
Hasil Hutan Bukan Kayu Bambu Oeh Masyarakat Desa Namo Kecamatan
Kulawi Kabupaten Sigi
Di Bimbing oleh Abdul Hapid.
Pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia yang memandang hutan
sebagai sebuah sistem sumberdaya yang memiliki sifat multi fungsi, multi guna dan
memuat multi kepentingan serta pemanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat.
Manfaat tersebut bukan hanya hasil hutan kayu (HHK) melainkan juga manfaat
hasil hutan bukan kayu (HHBK). Bambu merupakan produk hasil hutan bukan kayu
yang di kenal erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat karena pertumbuhannya
ada di sekeliling masyarakat. Bambu (Bambussa spp) juga merupakan salah satu
HHBK yang memiliki potensi untuk di kembangkan. Merujuk hal tersebut maka
potensi bambu yang sudah dikenal oleh masyarakat memiliki potensi luar biasa
untuk menjadi sumber bahan baku berbagai produk. HHBK juga sering
dimanfaatakan oleh masyarakat Desa penyangga sekitaran Kawasan Taman
Nasional Lore Lindu, ada tiga jenis HHBK yang paling sering dimanfaatkan dimana
salah satunya iyalah HHBK bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis bambu yang ada di Desa Namo, model pemanfaatannya,
serta mengetahui ketersediaan bambu yang dimanfaatkan oleh masyarakat atau
kelompok tertentu dan melihat respon masyarakat dalam kegiatan pemanfaatan
HHBK bambu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi
kualitatif dengan pendekatan wawancara secara individu, wawancara mendalam,
dan observasi lapangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-
November 2023 yang dilaksanakan di Desa Namo Kecamatan Kulawi Kabupaten
Sigi yang merupakan salah satu Desa penyangga yang ada di sekitaran Kawasan
Taman Nasional Lore Lindu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Desa Namo menyimpan kekayaan
HHBK bambu, dimana ada 12 jenis bambu yang tumbuh subur dan tersebar di
pekarangan rumah maupun kebun masyarakat setempat. Dari adanya potensi
bambu tersebut masyarakat Desa Namo terbilang cukup aktif dalam kegiatan
pemanfaatan bambu yang diolah menjadi beberapa produk kerajinan yang menarik
seperti kursi, tempat tisu, tempat lampu, dll. Peluang pemanfaatan bambu di Desa
Namo sangat besar, dilihat dari respon minat masyarakat yang tergabung dalam
anggota kelompok warior bambu maupun Lembaga Pengelolah konservasi Desa
(LPKD) Namo yang khusus bergerak untuk memproduksi sejumlah jenis bambu
dalam mendapatkan nilai ekonominya.
Tidak tersedia versi lain