SKRIPSI
Keanekaragaman Jenis Jamur Makrokopis pada Tegakan Pinus [ Pinus Merkusii Jungh et de vriese ] Dan Hutan Sekunder di Desa Barana Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan.
RINGKASAN
Kristina– L131 19 109, Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Pada
Tegakan Pinus (Pinus merkusii jungh et de vriese) dan Hutan Sekunder di Desa
Barana, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan. di Bimbing Oleh – Yusran dan Dewi
Wahyuni.
Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang mempunyai kondisi lingkungan
yang cukup mendukung pertumbuhan mikroflora. Daerah hutan hujan tropis
merupakan habitat cocok untuk kebanyakan jenis mikroflora, salah satunya yaitu
dari jenis jamur. Keadaan tersebut membuat Indonesia termasuk negara yang
memiliki hutan tropis dengan flora dan fauna yang begitu beragam. Salah satu
komponen keragaman hayati Indonesia adalah jamur. Jamur makroskopis atau
makrofungi adalah tumbuhan sederhana yang sering dijumpai di hutan dan salah
satu pengurai utama pada ekosistem sehingga siklus ekosistem hutan akan lebih
cepat dengan adanya proses dekomposisi bahan organik. Adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu, untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur makroskopis
yang tumbuh pada tegakan pinus (Pinus merkusii) dan hutan sekunder, di Desa
Barana Kab. Luwu, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu dari bulan Juli sampai Agustus
2023 yang berlokasi di Desa Barana, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan menggunakan metode survey
dan observasi serta pengamatan langsung. Pengambilan data digunakan dengan
metode survei secara purposive sampling dengan cara menyusuri setiap jalur pada
lokasi pengamatan yaitu dengan meletakkan plot pengamatan yang terdapat
banyak jenis. Penelitian ini menggunakan plot (20 m × 20 m) setiap plot di buat
sub plot (5 m×5m), obyek yang diamati dari penelitian ini adalah semua jenis
jamur makroskopis yang tumbuh, hidup dan berada di dalam area pengamatan
baik yang terdapat di lantai hutan maupun yang terdapat pada batang pohon
dengan tinggi jangkauan 1-3 meter dari permukaan tanah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di Tegakan Pinus (Pinus merkusii) ditemukan
jumlah jenis jamur makroskopis sebanyak 28 jenis, yang termasuk dalam Devisi
Basidiomycota 23 jenis, yang terbagi menjadi 4 ordo Agaricales, Polyporales, Boletales,
Thelephorales, Devisi Ascomycota 3 yang terbagi 3 ordo Pezizales, Xylariales,
Lecanorales, Devisi Amoebozoa 2 terbagi kedalam 2 ordo Trichiales, Protosteliales. Dari
hasil penelitian telah dilakukan, jenis jamur paling banyak ditemukan yaitu Ordo
Agaricales sebanyak 13 jenis, dengan indeks keanekaragaman 3,14 yang tergolong
tinggi. Sedanghkan pada hutan sekunder, hasil penelitian di lokasi ditemukan, sebanyak
26 jenis, termasuk dalam Devisi Basidiomycota 18 jenis, yang terbagi 6 ordo
Polyporales, Agaricales, Boletales, Auricuales, Aphyloporales Stereopsidales, dan Devisi
Ascomycota 8 jenis jamur yang terbagi kedalam 6 ordo Pezizales, Xylariales,
Dacrymycetales, Geoglossales, Pertusariales, Trichiales. Jenis jamur yang paling banyak
ditemukan di hutan sekunder yaitu Ordo Polyporales sebanyak 10 jenis, dengan nilai
indeks keanekaragaman 3,11 yang tergolong tinggi. Dari 2 lokasi penelitian tersebut
ditemukan beragam jenis jamur karena kondisi lingkungan di Desa Barana yang
sangat mendukung untuk pertumbuhan jamur Makroskopis.
Tidak tersedia versi lain