SKRIPSI
Kepadatan populasi kepiting di Hutan Mangrove di Desa Batauge Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu Propinsi Sulawesi Barat.
RINGKASAN
ERWIN NIANZAH – L 131 19 195, Kepadatan Populasi Kepiting Pada Hutan Mangrove Di Desa Batuge Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat, Moh. Ihsan, Sitti Ramlah
Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis penting untuk biota perairan yaitu sebagai tempat mencari makan (feeding ground), daerah pemijahan (spawning ground), dan tempat asuhan (nursery ground). Salah satu biota perairan yang memanfaatkan fungsi tersebut adalah kepiting bakau (Scylla serrata.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kepadatan populasi kepiting yang terdapat di Kawasan hutan Mangrove di Desa Batauge Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2023 sampai dengan bulan April 2023 di Desa Batauge Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat.
Metode penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan metode plot. Petak sampling terdiri dari 12 plot berukuran 10 m × 10 m. Pengumpulan data Kepiting dilakukan dengan menentukan plot pengamatan yang diletakkan dimana ditemukan populasi jenis kepiting. Perangkap yang digunakan untuk menangkap kepiting bakau disebut bubu dan umpannya berupa ikan layang (Decapterus macarellus).
hasil peneltiain ini di temukan 2 jenis spesies kepiting yaitu kepiting bakau (Scylla serrata) dan kepiting Episesarma Sp. Dari hasil analisis data kepadatan populasi kepiting di hutan Mangrove di desa Batu Oge kecamatan Pedongga pada kepiting bakau (Scylla serrata) memiliki kepadatan populasi yaitu 158 ind/Ha. Namun berbeda dengan kepadatan populasi pada Kepiting Episesarma Sp yang hanya memiliki kepadatan populasi 8 ind/Ha, hal ini dipengaruhi oleh letak jalur yang berdekatan dengan pemukiman penduduk yang mengganggu ekosistem mangrove. Dilihat juga dari kerapatan mangrove juga lebih rendah yang berpengaruh terhadap ketersedian pakan alami. Dan juga pada jalur-jalur ini sudah adanya aktivitas manusia yang memanfaatkan hutan Mangrove sehingga berpengaruh terhadap keberadaan kepiting.
Berdasarkan hasil penelitian ini kepiting yang tertangkap adalah sebanyak 20 individu dari seluruh stasiun penelitian di antaranya satu jenis Kepiting Episesarma Sp dan 19 ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata). Hasil penelitian menujukan bahwa keberadaan satwa Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan Kepiting Episesarma Sp sangat dipengaruhi oleh habitat kepiting bakau itu sendiri. Pada plot kesatu ditemukan Kepiting Bakau (Scylla serrata), pada plot kedua ditemukan satu ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata), plot ketiga ditemukan dua ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata), pada plot keempat ditemukan dua ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata), pada plot kelima ditemukan empat ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata), Plot keenam tidak ditemukan kepiting, plot ketujuh ditemukan dua ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata), plot kedelapan ditemukan satu ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata), pada plot kesembilan ditemukan satu ekor kepiting Episesarma Sp, pada plot kesepuluh tidak ditemukan kepiting, pada plot kesebelas ditemukan dua ekor Kepiting Bakau (Scylla serrata) dan pada plot terakhir tidak ditemukan kepiting.
Tidak tersedia versi lain