SKRIPSI
Karakteristik Petani Dalam Mengelola Hutan Kemasyarakatan [ HKm] di Desa Labuan Toposo Kec. Labuan , Kab. Donggala.
RINGKASAN
RUDI HIDAYAT – L 131 15 424, Karakteristik Petani Dalam Mengelolah
Hutan Kemasyarakatan (HKm) Di Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala
Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang
masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak
hanya melihat hutan sebagai sumber daya potensial saja, melainkan memang
merupakan sumber pangan, obat-obatan, energi, sandang, lingkungan dan sekaligus
tempat tinggal mereka. Hutan kemasyarakatan bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara optimal, adil
dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan dan lingkungan
hidup. Sebagian besar masyarakat sekitar hutan mengelola berbagai jenis tanaman
dihutan untuk pemenuhan kelangsungan hidup diantaranya tanaman Rotan, nyatoh,
kemiri,dan cengkeh.
Keberhasilan petani dalam mengelola erat kaitannya dengan kompetensi yang
dimiliki untuk meningkatkan produksi. Kompetensi tercermin dari karakter diri
petani, baik secara sosial dan ekonomi. Tujuan Dari Penelitian ini untuk mengetahui
Karakteristik petani dalam mengelola Hutan Kemasyarakatan.
Penelitian ini di laksanakan di Desa Labuan Toposo selama 2 (dua) bulan dari
bulan november sampai desember 2021 dengan cara sengaja (Purposive sampling)
jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri atas data perimer dan
sekunder dengan jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 30 KK. Data yang
diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis sesuai dengan jenis data dan tujuan.
Penyajian data yang digunakan pada statistik deskriptif kualitatif adalah penyajian
data melalui tabel dan perhitungan persentase.
Karakteristik petani dalam mengelola HKm di Desa Labuan Toposo di
dominasi oleh petani yang mengelola hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti rotan,
kemiri, cengkeh dan sebagian besar di kelola oleh kelompok petani yang masih
berusia produktif, Pengelola HKm masih membutuhkan pemberdayaan masyarakat
untuk menambah keterampilan dalam mengelola hasil hutan bukan kayu (HHBK)
secara efektif dan berkelanjutan
Tidak tersedia versi lain