TEXT BOOK
Nilai Ekonomi biodiversitas Pada Rotasi Pengelolaan Hutan Kemiri [ Aleurites mulucanna L.Willd] di Kecamatan Palolo.
RINGKASAN
MUNIRA FATHAN, Nilai Ekonomi Biodiversitas Pada Rotasi Pengelolaan
Hutan Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) di Kecamatan Palolo. Di bawah
Bimbingan Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS. dan Ir. Abdul Rahman., S.Hut.,
MSc.
Biodiversitas biasanya dijadikan parameter bahwa Kawasan hutan tersebut
tergolong dalam kondisi yang baik ataupun tidak. Semakin tinggi keragaman yang
di hasilkan maka baik pula kondisi Kawasan/hutan tersebut. Biodiversitas atau
keanekaragaman hayati di bumi memiliki manfaat yang vital bagi berlanjutnya
kehidupan di bumi. Teknik penilaian ekonomi, khususnya untuk penilaian manfaat
barang dan jasa hasil hutan non kayu yang tidak memiliki harga pasar dalam satuan
moneter ini, sangat membantu dalam perumusan kebijakan pengelolaan hutan dan
sistem pengelolaan hutan. Karakteristik manfaat hutan yang spesifik ini
membutuhkan pendekatan teknik penilaian yang berbeda dengan manfaat hutan
yang memiliki harga pasar dan diperdagangkan. Dengan diketahuinya nilai
ekonomi dari sumber daya hutan, diharapkan akan menciptakan pemanfaatan
sumber daya hutan yang lebih efisien karena manfaat hutan telah diperhitungkan
secara memuaskan dalam perhitungan ekonomis. Pohon Kemiri merupakan salah
satu dari sekian banyaknya jenis pohon dalam kategori kehutanan, yang memiliki
banyak khasiat dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Sedangkan kayu pohon
kemiri memiliki kualitas kayu yang cukup rendah yaitu, pada kelas kuat IV dan
kelas awet IV – V. Pohon ini terbilang cukup mudah untuk dibudidayakan dan tidak
memerlukan perlakuan khusus. Pohon ini mampu hidup hingga umur 60 tahun jika
dalam kondisi lingkungan yang mendukung pohon umur pohon ini bisa melebihi
60 tahun dengan puncak produksinya pada usia 20 tahun, pemanenan awal dapat
dilakukan pada usia 3-4 tahun.
Penelitian di lakukan selama 2 bulan di Desa Sigimpu, dan Bakubakulu
Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan sampel
menggunakan rumus Isaac dan Michael dan metode pengambilan data
menggunakan metode purposive sampling, dengan menggunakan kuesioner, serta
wawancara. Pada perhitungannya digunakan penilaian Analisis Kesediaan
Menerima (WTA/ Willingness to Accept ).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata petani kemiri
Desa Sigimpu dan Desa Bakubakulu dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu
berada pada kisaran angka > Rp.1.500.000 s/d Rp. 2.500.000/Bln. Nilai rataan
WTA yang dijumpai merupakan nilai kompensasi yang diinginkan responden, pada
Desa Sigimpu yaitu berada pada angka Rp.4.450.000/Ha/Bln dan Rp.5.293.717/
Ha/Bln untuk Desa Bakubakulu. Pendapatan Lain yang mampu diidentifikasi
mencapai angka yang cukup tinggi yaitu sebesar ±Rp.11.280.000/Bln, nilai tambah
dari segi lainnya berupa, meningkatnya nilai biodiversitas hutan, berkurangnya
kerusakan lingkungan seperti hilangnya habitat flora maupun fauna, menurunnya
angka illegal logging /penebangan liar, dan secara tidak langsung kita akan
memperoleh nilai tambah pada keseluruhan nilai ekonomi total
Tidak tersedia versi lain