SKRIPSI
Pengatur Pemberian Beberapa Senyawa Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Setek Batang Mahoni [ Swietenia Mahoni [L ] Jacq]
RINGKASAN
Mustika Sari Syamrusdianti- L 131 17 184, Pengaruh Pemberian Beberapa
Senyawa Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Setek Batang Mahoni
(Swietenia mahagoni (L) Jacq), Dibimbing oleh Muslimin
Salah satu cara untuk memperoleh klon unggul mahoni yaitu dengan cara
teknik perbanyakan vegetatif yaitu setek batang. Setek seringkali mengalami
kegagalan dengan tidak tumbuhnya akar. Salah satu usaha untuk mengatasi
kegagalan dalam pertumbuhan akar pada setek adalah dengan memberikan zat
pengatur tumbuh (ZPT) / hormon. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
perbedaan respon dalam pemberian berbagai senyawa pengatur tumbuh yang
mendorong keberhasilan setek batang mahoni sehingga penelitian ini dapat
dijadikan bahan informasi dalam penyediaan bibit mahoni melalui setek batang.
Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dari bulan Juni
2021 – Agustus 2021. Bertempat di lahan sawah Desa Sidondo IV, Kecamatan
Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu, Perlakuan P0 =
Tanpa Senyawa ZPT, P1 = Ekstrak Bawang Merah 100%, P2 = Air Kelapa 100%,
P3 = Auksin IAA 100 ppm, serta P4 = ekstrak bawang merah 50% dan Air kelapa
50%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 7 kali dengan satuan percobaan terdiri
dari 4 setek sehingga total keseluruhan uji percobaan yaitu 140 setek. Data
penelitian dianalisis dengan sidik ragam uji F sesuai RAL. Apabila perlakuan
berpengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian berbagai senyawa pengatur
tumbuh memberi pengaruh nyata terhadap parameter panjang tunas, jumlah tunas,
helai daun, dan jumlah akar. Sedangkan pemberian berbagai senyawa pengatur
tumbuh pada parameter pengamatan persentase tumbuh tidak berbeda nyata.
Berdasarkan hasil uji BNT pengamatan panjang tunas menunjukan perlakuan P1
dengan rata-rata 4,57 cm tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3 ZPT Auksin
IAA = 4,29 cm, namun berbeda nyata dengan perlakuan P2 = 3,43 cm, P4 = 3,29
cm, dan P0 = 3,00 cm. Hasil pengamatan jumlah tunas menunjukan perlakuan P1
dengan rata-rata 2,00 tunas tidak berbeda nyata terhadap P3 ZPT Auksin IAA =
1,71 tunas namun berpengaruh nyata terhadap perlakuan P2 = 1,43 tunas, P4 =
1,29 tunas, P0 = 1,14 tunas. Hasil pengamatan jumlah daun menunjukan P1
dengan rata-rata 8,71 helai tidak berbeda nyata terhadap P3 ZPT Auksin IAA =
8,57 helai namun berbeda nyata terhadap perlakuan P2 dengan rata-rata 7,86 helai
dan perlakuan P0 dengan rata-rata 6,71 helai. Hasil pengamatan jumlah akar
menunjukan perlakuan P1 dengan rata-rata 8,57 buah tidak berbeda nyata
terhadap P3 ZPT Auksin IAA = 8,14 buah namun berpengaruh nyata dengan
perlakuan P2 = 6,43 buah, P4 = 5,86 buah, dan P0 = 5,14 buah. Sedangkan pada
pengamatan persentase tumbuh yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dengan
persentase sebesar 61% dan terendah pada perlakuan P0 = 50%.
Tidak tersedia versi lain