SKRIPSI
Kearifan masyarakat Lokal dalam Pengelolaan Hutan di Desa Rano Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala.
RINGKASAN
Roni Sianturi L 131 16 136. Kearifan Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan
Di Desa Rano Kecamatan Balesang Tanjung Kabupaten
Donggala.(dibimbing oleh Imran Rachman)
Kearifan lokal adalah pengetahuan yang di peroleh secara turun temurun
yang menjadi kebiasaan dan berdasarkan nilai dan norma yang dimiliki
masyarakat. Seperti halnya etnik To‟ Balaesang atau etnik asli yang ada di Desa
Rano yang mendiami gugusan Tanjung Manimbaya yang terletak di Kecamatan
Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala merupakan suatu komunitas dengan
identitas budaya yang sangat kental meliputi bahasa, sistem religi serta fisik
sedikit berbeda dengan masyarakat sekitar diwilayah Kecamatan Balaesang
Tanjung.Tujuan dari penelitian iniuntuk mengetahui Kearifan Masyarakat Lokal
Dalam Pengelolaan Hutan Di Desa Rano Kecamatan Balaesang Tanjung
Kabupaten Donggala.
Waktu pelaksanaan penelitian selama 2 bulan yaitu dari bulan April-Mei
2021, sedang metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif
deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui pengalian informasi responden
kunci (key Informan).Pengumpulan data dilapangan melalui observasi dan tehnik
wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara baik yang terstruktur
maupun wawancara bebas. Yang menjadi populasi adalah masyarakat Desa Rano.
Pemilihan informan dilakukan secara snow-ball sampling.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwasanya, masyaraat Desa Rano masih
memegang teguh tradisi-tradisi yang mereka ketahui sejak dahulu, yang terlihat
dalam proses pemilihan lahan, pembukaan lahan dan proses perladangannya, dan
semua itu terhimpun dalam lembaga adat topomaradia yang di dalamnya
terhimpun seperangkat aturan serta kaidah, sebagai norma pengatur sikap dan
perilaku bagi masyarakat etnik to‟balesang masyarakat Desa Rano.
Berdasarkan hasil penelitian, kearifan masyarakat lokal di Desa Rano dalam
pengelolaan hutan, hutan bagi masyarakat Desa Rano bukan hanya merupakan
Sumberdaya ekonomi, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan mereka.
Masyarakat Desa Rano juga sangat bergantung pada hutan, sandang, papan dan
pangan.Kesadaran arti penting hutan bagi kehidupan keseharian mereka
menyebabkan masyarakat Desa Rano melihat hutan bukan sebagai objek
eksplorasi untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku alam terhadap kehidupan
merekadisadari sebagai konsekuensi dari sikap dan perbuatan mereka terhadap
hutan dan lingkungan. Hal ini misalnya tercermin dari adanya upacara ritual adat,
pada saat membuka hutan untuk keperluan perladangan.
Tidak tersedia versi lain