SKRIPSI
Presepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Obat Bandotan [ Argeratum conyzoides ]di desa karunia Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.
RINGKASAN
HERDIANTO – L 131 16 246, Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Bandotan ( Ageratum conyzoides ) di Desa Karunia
Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Dibimbing Oleh Arief Sudhartono dan
Sustri
Indonesia banyak menyimpan potensi hayati yang merupakan sumber
bahan pangan dan tumbuhan obat-obatan yang telah lama dimanfaatkan oleh
suku-suku tradisional. Untuk itu, pemanfaatan tumbuhan obat Bandotan sangat
penting bagi masyarakat Desa Karunia dalam menyembuhkan penyakit dan luka
terkena parang pada saat beraktifitas di luar (kebun). Pemanfaatan tumbuhan obat
Bandotan pada masyarakat Desa Karunia hanya sebatas penyampaian dari orang
tua kepada anak dan cucu mereka secara turun-temurun, oleh karena itu
diperlukan suatu penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan
tumbuhan obat bandotan (Ageratum conyzoides) di Desa Karunia Kecamatan
Palolo Kabupaten Sigi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu Desember 2020
sampai Februari 2021 dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif melalui penggalian informasi responden secara mendalam sehingga
penelitian dapat menggambarkan suatu kondisi dan tertentu atau suatu kelompok
manusia secara sistematis, faktual dan akurat berdasarkan fakta di lapangan.
Hasil penelitian menunjukan tumbuhan obat bandotan sangat penting karena
sebagai salah satu tumbuhan yang memiliki banyak manfaat yang bisa
menyembuhkan penyakit ringan. Misalnya sebagai obat alternatif bagi penderita
maag, penderita luka luar, penurun panas dan penyakit bisul. Adapun persepsi
masyarakat Desa Karunia tentang khasiat yang dimiliki tumbuhan obat Bandotan
hanya sebatas pengetahuan yang secara turun-temurun dari nenek moyang
meraka, maka kedepanya perlu dilakukan sosialisasi untuk menambah
pengetahuan masyarakat Desa Karunia tentang khasiat lain yang dimiliki
tumbuhan obat Bandotan agar kedepannya masyarakat Desa Karunia mampu
memanfaatkan tumban obat Bandotan tersebut secara optimal dan berkelanjutan
Tidak tersedia versi lain