SKRIPSI
Analisis kwalitas Air Pada Ekosistem Mangrove Pasaca Sunami di Telu Palu .[ Study Kasus Kelurahan Talise Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.
RINGKASAN
MURSYIDUL AMIN – L 131 14 044, Analisis Kualitas Air Pada Habitat
Ekosistem Mangrove Pasca Tsunami Di Teluk Palu (Studi Kasus Kelurahan
Talise Kota Palu Sulawesi Tengah), dibimbing oleh Dr. Naharuddin, S.pd.,
M.si
Pertumbuhan mangrove di pengaruhi oleh habitat dan kondisi perairan
sekitar pesisir sehingga buruknya kualitas air dapat mengakibatkan penurunan
kualitas bahkan kematian pada mangrove (Schduw, 2018). Hal tersebut
disebabkan oleh masuknya bahan pencemar berupa zat organik dan anorganik ke
badan air secara berlebihan sehingga menyebabkan penurunan kualitas air laut
secara fisik, kimia dan biologi (Hamuna, 2018). Penyebab kerusakan ekosistem
mangrove dapat diakibatkan oleh bencana alam salah satunya tsunami tepatnya
pada tanggal 28 September 2018 telah terjadi tsunami dahsyat di teluk Palu yang
mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove serta infrastruktur sehingga
menimbulkan kerugian yang sangat besar. Maka dari itu perlunya penelitian lebih
lanjut mengenai analisis kualitas air pada habitat ekosistem hutan mangrove pasca
tsunami di teluk Palu (studi kasus kelurahan Talise).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisika kimia perairan
pada habitat ekosistem hutan mangrove dan mengetahui status baku mutu kualitas
air pada habitat ekosistem hutan mangrove pasca tsunami di Teluk Palu.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kualitas air pada
habitat ekosistem hutan mangrove pasca tsunami di teluk Palu, Sehingga
mempermudah dalam memperoleh informasi mengenai kondisi sifat fisik kimia
perairan dan sebagai sumber data dalam pengelolaan rehabilitasi hutan mangrove
di kelurahan Talise kota Palu.
Hasil penelitian yang didapatkan dari kualitas air teluk Palu untuk
pertumbuhan mangrove pasca tsunami berdasarkan analisis STORET mendapat
status mutu air C artinya tercemar sedang. Parameter yang melibihi ambang batas
dari baku mutu yaitu oksigen terlarut (5,4 mg/l) dan posfat (0.009 mg/l)
selebihnya masi berada pada ambang batas sehingga dapat mendukung
pertumbuhan mangrove.
Tidak tersedia versi lain