SKRIPSI
Analisis Peran Stakeholders dalam Pengelolaan Taman Wisata Alam Wera di Kabupaten Sigi.
RINGKASAN
Wahyu Syahputra Simorangkir – L 131 17 014, Analisis Peran Stakeholders
Dalam Pengelolaan Taman Wisata Alam Wera Di Kabupaten Sigi, dibimbing
oleh Sudirman Dg. Massiri dan Anwar
Salah satu pengelolaan hutan yang diyakini baik oleh pakar pembangunan
maupun konservasi mampu memberikan manfaat ekonomi, budaya dan sosial
secara berkelanjutan adalah ecotourism. Ecotourism merupakan kegiatan
pariwisata dengan mengutamakan aspek konservasi alam, serta memberikan
peluang ekonomi kepada masyarakat disekitarnya.
Salah satu kawasan yang dijadikan ecotourism adalah Taman Wisata Alam
Wera. Kepentingan stakeholders di kawasan tersebut cukup beragam, baik
pemanfaatan jasa lingkungan air, hasil hutan, hasil hutan bukan kayu maupun
pariwisata. Selain itu, keberadaan dua Desa penyangga di sekitar kawasan masih
memiliki ketergantungan hidup yang tinggi dengan kawasan hutan. Pada
penelitian bertujuan untuk mengetahui peran dan konflik antar stakeholders yang
terjadi dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Wera.
Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Wera pada Januari sampai
Maret 2021. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, responden
dipilih secara (snowball sampling) dimana responden sebagai informan kunci (key
informan) yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
penelitian.
Analisis stakeholders dilakukan dengan mengidentifikasi kepentingan dan
pengaruh antar stakeholders serta analisis terhadap rights, responsibility,
revenues dan relationship (4R's) antar stakeholders dalam pengelolaan Taman
Wisata Alam Wera.
Hasil penelitian ini ditemukan sebanyak 15 stakeholders yang terlibat
dalam pengelolaan, yang terdiri dari 3 stakeholders (key players), 2 stakeholders
(subject), 5 stakeholders (context setter) dan 5 stakeholders (crowd). Terdapat
keseimbangan yang baik antara rights, responsibility, revenues masing masing
stakeholders. Hubungan antar stakeholders terjalin dari beberapa tingkat, dari
bekerja sama hingga adanya konflik. Namun, mekanisme koordinasi antar
stakeholders belum berjalan dengan baik. Dengan demikian, diperlukan
pengembangan proses koordinasi lebih luas, jelas, terstruktur agar mendorong
pengelolaan yang optimal.
Tidak tersedia versi lain