SKRIPSI
ANALISIS KOMPOSISI TUMBUHAN DI SEMPADAN SUNGAI SALUKI TAMAN NASIONAL LORE LINDU
RINGKASAN
Imanuel L 131 21 036 Analisis komposisi tumbuhan di sempadan
sungai saluki Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Di Bimbing oleh
Naharuddin, dan Rizky Purnama.
komposisi tumbuhan berperan penting dalam memahami fungsi ekologis,
seperti menjaga kestabilan lereng, mengurangi erosi, dan melestarikan
keanekaragaman hayati. Pengamatan terhadap komposisi vegetasi mencakup
berbagai tingkat pertumbuhan, mulai dari strata pohon, tiang, pancang, hingga
semai.
Penelitian ini mengunakan metode plot berjalur dan juga penempatan plot
di lakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini di lakukan di
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi,
Sulawesi Tengah, yang di lakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2024.
Analisis ini dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan dengan metode
plot untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan dan distribusinya secara sistematis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi tumbuhan di
sempadan Sungai Saluki, Taman Nasional Lore Lindu, sebagai dasar untuk
mendukung konservasi dan pengelolaan ekosistem riparian secara berkelanjutan.
Komposisi vegetasi riparian di sepanjang Sungai Saluki menunjukkan
variasi pada setiap bagian aliran. Di hulu tercatat 11 jenis pohon, 7 jenis tiang, 6
jenis pancang, dan 8 jenis semai dengan dominasi bayur dengan INP 48,39, leda
42,34, biti 77,47, kemiri 76,81, serta paku sepat 50,35 dan anggrek tanah 47,32.
Bagian tengah memiliki 9 jenis pohon, 8 jenis tiang, 4 jenis pancang, dan 7 jenis
semai, didominasi oleh biti dengan INP 57,93, leda 55,34, tiang leda 71,26, biti
72,40, lotu 55,00, kemiri 45,00, dan paku-paku 72,22. Sementara itu, bagian hilir
memperlihatkan keanekaragaman lebih tinggi dengan 18 jenis pohon, 7 jenis tiang,
4 jenis pancang, dan 7 jenis semai yang didominasi oleh kume dengan INP 43,50,
leda 32,85, bayur 67,58, nantu 53,12, tea 79,22, ledah 200,00, ekor kucing 65,48,
dan paku-paku 45,81. Secara umum, bagian hilir menunjukkan keanekaragaman
jenis tertinggi, sedangkan bagian hulu dan tengah cenderung lebih didominasi oleh
spesies tertentu dengan nilai INP yang menonjol.
Tidak tersedia versi lain