SKRIPSI
Analisis Keberlanjutan Ekowisata di Suaka Margasatwa Lombuyan Desa Salodik.
RINGKASAN
Andika Lalu – L 131 21 151, Analisis Keberlanjutan Ekowisata Di Suaka
Margasatwa Lombuyan Desa Salodik, Dibimbing Oleh Sitti Ramlah dan
Reinaldi
Konsep keberlanjutan secara umum yaitu dapat memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa mengabaikan kebutuhan digenerasi mendatang. Makna pariwisata berkelanjutan
yaitu memperlihatkan suatu konsep dimana nilai-nilai ekologi, ekonomi, sosial, budaya
dan kelembagaan menjadi suatu acuan dasar dalam penilaian keberlanjutan suatu
wisata yang merupakan bagian dari konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam nilai
nilai tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomis, ekologis dan sosial yang besar
bagi masyarakat tanpa harus merusak kelestarian untuk dapat mencapai wisata
berkelanjutan (Sustainable tourism). Ekowisata KSM Lombuyan merupakan destinasi
wisata yang baru saja dikembangkan oleh BKSDA kawasan Suaka Margasatwa
Lombuyan. Lokasi wisata ini terletak di jalan trans Luwuk-Palu. Ciri khas hutan
savana ini, menjadikan daya tarik terutama masyarakat Kabupaten Banggai melakukan
kegiatan ekowisata di kawasan ini.
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember
2024. Bertempat di Kawasan Suaka Margasatwa Lombuyan Kabupaten Banggai,
Provinsi Sulawesi Tengah Metode pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian
ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode kualitatif dilakukan
dengan pengambilan data berupa wawancara, ground check, observasi dan
dokumentasi Metode yang digunakan dalam menentukan status keberlanjutan
ekowisata di Kawasan Suaka Margasatwa Lombuyan Kabupaten Banggai yaitu dengan
menggunakan analisis Rap_Ecotourism dengan menggunakan metode penilaian cepat
multi disiplin (multi disciplinary rapid appraisal) yaitu Multidimensional Scaling
(MDS).
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu status keberlanjutan kawasan ekowisata di
KSM Lombuyan adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 62,68%. Pada
masing-masing dimensi memiliki status keberlanjutan cukup berkelanjutan (62,68%)
pada dimensi ekologi; cukup berkelanjutan (55,18%) pada dimensi ekonomi; kurang
berkelanjutan (33,13%) pada dimensi sosial berkelanjutan (80,09%) pada dimensi
kelembagaan berkelanjutan (82,37).
Tidak tersedia versi lain