SKRIPSI
Karakteristik Habitat Tangkesi [ Tersius dentatus ] di Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga, Desa Sakinah Jaya, Kabupaten Parigi Moutong.
RINGKASAN
Hairul Hidayat – L 131 20 205, Karakteristik Habitat Tangkasi (Tarsius
Dentatus) Di Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga, Desa Sakinah Jaya,
Kabupaten Parigi Mautong, Dibimbing Oleh Abdul Rosyid. Dan Sri Ningsih
Mallombasang.
Tangkasi (Tarsius dentatus) merupakan primata primitif (Prosimii) dari
family Tarsidae yang merupakan satwa endemik Sulawesi. Tangkasi adalah salah
satu genus primata endemik Sulawesi yang dilindungi berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang
dilindungi. Kawasan hutan yang berada di Cagar Alam Pangi Binangga memiliki
potensi Fauna yang beragam salah satunya tangkasi. Status tangkasi dapat berubah
dari rentan menjadi terancam bahaya karena tangkasi banyak diburu oleh
masyarakat karena dianggap sebagai salah satu hama tanaman mereka. Selain
perburuan, masyarakat setempat juga melakukan pembukaan lahan untuk
perekebunan, dan pembalakan kayu. Oleh karena itu, penelitian mengenai
Karakteristik habitat tangkasi perlu dilakukan di daerah tersebut. Karena sampai
saat ini data mengenai tangkasi masih sangat kurang Di Kawasan Cagar Alam Pangi
Binangga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi karakteristik habitat
tangkasi di kawasan cagar alam Pangi Binangga yang meliputi komponen abiotik
yaitu suhu, kelembaban, kelerengan, ketinggian tempat dan komponen biotik yaitu
vegetasi meliputi jenis tumbuhan, jumlah individu, tinggi pohon, dan diameter
pohon dikawasan cagar alam Pangi Binangga.
Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah transek jalur panjang 1
km, lebar 20 m kanan dan kiri,. pengambilan data karakteristik habitat
menggunakan petak berganda dilakukan pada titik perjumpaan dan pohon tidur
tangaksi. Dalam Pengambilan data pohon petak kuadrat ukuran 20 m x 20 m, tiang
dalam petak kuadrat ukuran 10 m x 10 m, dan pancang dalam kuadrat petak ukuran
5 m x 5 m; sedangkan anakan pada petak kuadrat ukuran 2 m x 2 m. Setiap ukuran
petak diletakkan di sekitar habitat tangkasi terutama habitat tidurnya. Untuk
pengumpulan data habitat, akan dibuatkan plot berukuran 20m x 20m, dimana
pohon tidur dijadikan sebgai titik pusat plot sampel.
Hasil penilitian menunjukan indeks nilai penting (INP) tertinggi pada
pohon., Aren (Arenga pinnta) dengan INP 29,10%, tiang; bayur (Pterospermum sp)
dengan INP 48,18%, dan semai; aren (Aren pinnata) dengan INP 46,5%. Dengan
indeks nilai penting (INP) terendah pada pohon., rao (Dracontomelon Dao) dengan
INP 25,00%, tiang; jatih putih (Gmelina arborea) dengan INP 27,41%, semai; kayu
hitam (Diospyros celbica Bakh) dengan INP 4,47%.
Tidak tersedia versi lain