SKRIPSI
Pola agroforestri Rakyat di Dataran Tinggi Pamona Kabupaten Poso.
RINGKASAN
Elsiana Julgivin Melangga – L 131 20 019, Pola Agroforestri Rakyat di
Dataran Tinggi Pamona Kabupaten Poso, dibimbing oleh Yusran.
Pengelolaan hutan rakyat berbasis agroforestri tidak lepas dari kondisi
masyarakat yang tentunya memiliki motivasi tertentu seperti motivasi ekologi,
ekonomi, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola-pola
agroforestri, pemanfaatan jenis-jenis tanaman serta mengidentifikasi karakteristik
responden petani di dataran tinggi Pamona Kabupaten Poso.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2023 – Desember 2023
di tiga Desa yaitu Desa Kele’i, Buyumpondoli, dan Tonusu, ketiga desa tersebut
berada didataran tinggi Pamona, Kabupaten Poso. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh data dari hasil wawancara,
observasi dan kuesioner sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
menarasikan semua fakta yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam bentuk
tabulasi sebanyak 30 orang responden dipilih dari tiga desa diatas. Parameter yang
diamati yaitu pola-pola agroforestri yang diterapkan, pemanfaatan jenis-jenis
tanaman serta karakteristik responden dalam mempengaruhi pola agroforestri
didataran tinggi Pamona.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola agroforestri yang dominasi di
Dataran Tinggi Pamona Kabupaten Poso yaitu pola agrisilvikultur dengan bentuk
pola tanam teratur, yaitu antara tanaman vanili (Vanilla planifolia A.) dengan
kakao (Theobroma cacao L.) dan adapula tanaman vanili (Vanilla planifolia A.)
dengan gamal (Gliricidia sepium). Terdapat pula jenis-jenis tanaman dilahan
agroforestri yang dimanfaatkan oleh petani di Dataran Tinggi Pamona Kabupaten
Poso sebagai bahan bangunan, obat-obatan, dan rempah-rempah. Adapun
karakteristik responden petani yang menerapkan pola agroforestri yaitu
berdasarkan umur yang produktif 83,4% sedangkan yang tidak produktif 16,6%,
berdasarkan tingkat pendidikan mulai dari SD 10%, SMP 13,4%, SMA 20%,
Sarjana 56,6% dan berdasarkan mata pencaharian bertani 40%, berkebun 43,4%,
berdagang 16,6%.
Tidak tersedia versi lain