SKRIPSI
Populasi dan Habitat Tangkasi [ Tarsius dentatus] di Taman Nasional Lore Lindu [ Study Kasus Desa Kamarora B Kabupaten Sigi].
RINGKASAN
ROLEN BANDASO – L 131 16 154 Populasi dan Habitat Tangkasi (Tarsius dentatus) di Taman Nasional Lore Lindu (Studi Kasus Desa Kamarora B Kabupaten Sigi ) dibimbing oleh Abdul Rosyid
Tangkasi tergolong dalam satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Convention on International Trade In Endangered Spesies (CITES) memasukkan tangkasi dalam Appendiks II. International Union for Conservation of Nature (IUCN) status konservasi menurut IUCN menyatakan bahwa tangkasi masuk kedalam Red List data book sebagai satwa yang Vulnerable spesies (IUCN 2013). tujuan penelitian untuk menghitung populasi dan menganalisis habitat tangkasi, Penelitan ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dari bulan September sampai November 2020 yang bertempat di Desa Kamarora B Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
Penempatan petak contoh dengan menggunakan metode Purposive sampling, pengambilan data populasi tangkasi dilakukan dengan menggunakan metode Councentration count, Pengamatan dilakukan pada waktu sore hari pukul 17:00-19:00 dan pagi hari pukul 04:30 - 06:30. pengamatan suhu pada pagi hari pukul 07:30 berkisar 22oc – 24oc sedangkan pada siang hari pukul 13:30 berkisar 23oc – 26oc dan pada sore hari pukul 17:30 berkisar 20ºc – 23ºc sehingga didapati Suhu tertinggi pada pagi hari karena pada waktu pagi hari proses penyinaran matahari lebih tinggi, dari hasil data kelembapan menunjukkan kisaran kelembapan habitat tangkasi pada kisaran angka antara pagi 81,1% - 84,5%, pada siang hari dengan kisaran angka 71,2% - 74,1% dan pada sore hari dengan kisaran angka 73,3% - 76%.
Hasil penelitian diperoleh kepadatan populasi tangkasi di Taman Nasional Lore Lindu desa Kamarora B dengan tingkat kepercayaan 95% berkisar 8 dampai 30 individu, vegetasi habitat tangkasi dentatus untuk tingkat pohon dengan INP tertinggi Pohon Enau (Arenga pinnata) dengan nilai INP 47,20%, jenis vegetasi tingkat tiang dengan INP tertinggi Kemiri (Aleurites moluccanus) dengan nilai INP 13,47%, jenis vegetasi tingkat pancang dengan INP tertinggi Gamal (Gliricidia sepium) dengan nilai INP 30,80%, dan jenis vegetasi tingkat semai dengan INP tertinggi Enau (Arenga pinnata) dengan nilai INP 51,95%.
Tidak tersedia versi lain