SKRIPSI
Analisis Pendapatan dalam Pengelolahan Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK Gula Aren [Arrenga pinnata Merr} Menjadi Gula.
SASKIA – L 131 17 332, Analisis Pendapatan Dalam Pengolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Gula Aren (Arrenga pinnata Merr) Menjadi Gula Semut (Studi Kasus pada Kelompok Tani Hutan Mattuju tuju di Desa Oncone Raya Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong), dibimbing oleh Syukur Umar dan Andi Sahri Alam.
Aren (Arenga pinnata Merr) merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Begitu banyak manfaat dari aren itu sendiri. Namun sayang masyarakat masih kurang dalam mengembangkan atau membudidayakan tanaman ini. Pemanfaatan HHBK dapat dilakukan oleh masyarakat secara luas jika dibandingkan dengan hasil kayu yang pemanfaatannya cenderung menggunakan modal yang cukup besar serta teknologi yang mahal. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Desember 2020 sampai dengan bulan Februari 2021. Bertempat di Desa Oncone Raya Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Kelompok Tani Hutan Mattuju-tuju yang mengelola aren menjadi gula semut itu sendiri yang berjumlah 25 orang. Pendapatan dari usaha pengolahan gula aren menjadi gula semut selama 1 kali produksi dalam kurun waktu 1 minggu Di Desa Oncone Raya Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong berjumlah rata-rata Rp.6.223.559,25 per satu kali produksi (1 minggu). R/C pada usaha gula aren yang diolah menjadi gula semut di Desa Oncone Raya sebesar 2,09. Artinya nilai R/C lebih besar daripada 1, maka dapat disimpulkan bahwa usaha produksi gula semut di Desa Oncone Raya Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten parigi Moutong menguntungkan.Pada penelitian ini R/C yang dihasilkan yaitu 2,09, artinya bahwa setiap 2 rupiah yang dikeluarkan akan menghasilkan Rp.2.000 rupiah (penerimaan).
Tidak tersedia versi lain