SKRIPSI
Pertumbuhan Ketapang Semai Ketapang [ Terminalla catappa L.] pada berbagai Dosis Fungsi Mikoriza Arbuskular.
RINGKASAN
ABIGAEL INDRI LOPANG – L131 16 001, Pertumbuhan Semai Ketapang (Terminalia catappa L.) Pada Berbagai Dosis Fungi Mikoriza Arbuskular, dibimbing oleh Yusran.
Ketapang (Terminalia catappa. L) termasuk salah satu tanaman yang dapat tumbuh di lahan kritis seperti padang alang-alang. Alang-alang adalah salah satu jenis tumbuhan yang dapat mengeluarkan zat alelopati yang merupakan zat kimia yang terdapat pada tubuh tumbuhan yang dikeluarkan ke lingkungannya dan dapat menghambat atau mematikan individu tumbuhan lainnya. Pemanfaatan FMA sebagai pupuk hayati mampu meningkatkan penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis FMA terhadap semai ketapang pada media mengandung zat alelopati. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap terdiri atas 4 perlakuan Fungi Mikoriza Arbuskular yaitu: P0=Tanpa perlakuan (kontrol), P1=FMA 10g/semai, P2=FMA 15g/semai, dan P3=FMA 20g/semai. Dari empat taraf perlakuan tersebut masing-masing diulang sebanyak sepuluh kali, sehingga total unit semai yang dibutuhkan adalah 4x10= 40 (empat puluh) unit semai. Parameter pengamatan adalah pertambahan tinggi semai, diameter, jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk dan berat kering akar. Analisis sidik ragam digunakan untuk mengetahui apakah perlakuan tidak berpengaruh, berpengaruh nyata atau berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pengamatan, maka dilanjutkan dengan dengan menggunakan tabel Anova pada taraf nyata 5%, apabila F hitung lebih besar dari F tabel 5% maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian beberapa dosis Fungi Mikoriza Arbuskular jenis inokulum konsorsium dari 4 genus yaitu (Acaulospora, Gigaspora, Glomus, dan Scutellospora) berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan yaitu pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pertambahan jumlah daun, berat basah tajuk, berat basah akar, berat kering tajuk dan berat kering akar. Perlakuan dosis FMA sebanyak 20g (P3) pada polybag memberikan rata-rata tertinggi, diameter terbesar, dan jumlah terbanyak daun yang paling besar dan diikuti dengan dosis FMA sebanyak 15g (P2), kemudian dosis FMA sebanyak 10g (P1) dan yang paling rendah yaitu tanpa FMA/Kontrol (P0). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis FMA yang diaplikasikan, maka pertumbuhan semai Ketapang (Terminallia cattapa L.) juga semakin baik dan FMA yang diberikan mampu menekan pengaruh zat alelopati yang terdapat didalam media tanam.
Tidak tersedia versi lain